Minggu, 16 September 2012

Gantolle PON XVIII Riau 2012 BALAS DENDAM DI LINTAS ALAM



Dumai (15/9) Persaingan para penerbang Jawa Barat dan Jawa Timur berlanjut di nomor Lintas Alam Terbatas cabang Gantolle PON XVIII Riau yang diikuti 31 atlit dari 14 propinsi  di Bandara Pinang Kampai, Dumai. Pada Ronde I Jum’at (14/9), para penerbang yang gagal di nomor unggulan mereka, Sambar Pita & Ketepatan Mendarat, seperti hendak balas dendam dengan merebut medali emas. Di Kelas B (Intermediate), yang memakai layangan satu lapis, Ayat Supriatna (Jabar) juara bertahan peraih emas PON XVII Kaltim, Nomor Sambar Pita & Ketepatan Mendarat dan Juara Nasional 2011 nomor sama, menempel ketat rekannya satu kontingen, Ujang Robi yang sementara unggul di Nomor Sambar Pita & Ketepatan Mendarat, yang sudah menyelesaikan tiga ronde. Sedang di Kelas A (High Performance) yang memakai layangan dua lapis, Herda Eka Nurhidayah (Jatim), juara bertahan peraih medali emas Nomor Sambar Pita & Ketepatan Mendarat PON XVII Kaltim dan Juara Nasional 2011 nomor sama, berhasil mengungguli penerbang senior asal kontingen Sulawesi Utara, Tony F. Kullit. Saat Tony Kullit meraih medali emas Nomor Duration pada PON 1985, pertama kali diikuti Gantolle, Herda baru berumur setahun.
     Pada Nomor Lintas Alam Terbatas, penerbang diberikan soal berupa titik-titik yang harus dilewati tepat di atasnya. Misalnya pompa bensin, bukit kapur, sekolah, jembatan dan sebagainya. Rute berbentuk segitiga tersebut berjarak sekitar 15 km dengan garis akhir di Kantor Baru Walikota, daerah Bagan Besar. Penerbang yang berhasil melewati titik terbanyak dan menembus garis akhir dalam waktu tercepat mendapat nilai tertinggi tiap ronde. Atlit dengan jumlah nilai terbanyak setelah semua ronde selesai memperoleh medali emas.  Kendala besar yang dihadapi penerbang pada Ronde I dan Ronde II (Sabtu, 15/9) adalah angin kencang yang berlawanan arah dengan penerbang (Headwind), sehingga berat bagi penerbang mengendalikan layangannya, ibarat pembalap sepeda di jalan menanjak. Akibatnya tidak ada penerbang yang mencapai garis akhir dan “hanya” mampu terbang sejauh rata-rata 8 km.
     Abdul Mustopa (Jatim), malah mendapat pengalaman unik, terkena angin sink, angin yang memaksa layangannya menukik. “Tiba-tiba saya merasa ditekan dari atas, sehingga layangan saya semakin turun. Ketika saya melihat seperti lapangan tanah dan mau mendarat darurat, ternyata rawa dengan pohon-pohon yang baru ditebang,” ujar peraih medali perak nomor Sambar Pita & Ketepatan Mendarat Kelas B Kejurnas 2011. Di saat genting tersebut, Mustopa (30) langsung teringat kecelakaan yang dia alami di Kejurnas silam. Tak mau gegabah lagi, dia reflek dan menginjak batang pohon yang baru ditebang. Penerbang senior yang kini melatih pilot Trike (Gantolle bermotor) Dolf Lenzun, mengatakan, “Pilot yang baik mengandalkan naluri, bukan emosi. Pilihan Mustopa mendarat di batang pohon sangat tepat, ketimbang menyebur di rawa yang justru dapat berakibat dia tenggelam.” 
     Ketua Bidang Humas & Promosi PGPI Gantolle Drs. Tagor Siagian, M. Si, sangat menyayangkan bila jelang puncak lomba, justru cuaca buruk menghalangi. “Bila hari Minggu (16/9) kembali hujan atau angin kencang, maka hari cadangan (Senin, 17/9) akan dimanfaatkan  untuk Nomor Lintas Alam Terbatas, supaya genap dua ronde. Namun bila Minggu anak-anak dapat terbang akan lebih baik lagi, karena mereka pasti akan habis-habisan mengumpulkan nilai maksimal,” ujarnya. Sedang Ketua Bidang Lomba Gerhard Sitorus berharap para penerbang lebih teliti membaca dan menguasai alat navigasi GPS (Global Positioning System). “Karena alat itu adalah pegangan penerbang dalam melakukan tugas dengan baik. Juga harus pandai “membaca” awan, mencari thermal (awan yang membuat layangan menambah ketinggian karena mengandung udara panas).” Selain menampilkan peta titik-titik yang harus dilewati, GPS yang wajib dibawa setiap pilot, juga merekam jalur penerbangan yang dilalui. Data GPS tersebut menjadi dasar penilaian bagian kamar hitung.
     Pada Ronde II Sabtu kemarin (15/9) mendung, petir dan angin kencang, membuat lomba dihentikan meski baru 12 atlit terbang. Lomba akan dilanjutkan hari ini (Minggu, 16/9) dengan memberi kesempatan sisa 18 penerbang beraksi. Cabang Gantolle memperebutkan empat medali emas. Tidak ada medali emas bagi kontingen Juara Umum. (PR/Tgr)
Kedudukan Sementara Lima Besar Nomor Lintas Alam Terbatas Ronde I (14/9):
Kelas A:
1.      Herda Eka Nurhidayah (Jatim)        Jumlah nilai 280,18
2.      Tony Fransye Kullit (Sulut)             278,31
3.   Rijalul Fathani (Sumbar)                 212,09
4.   Abdul Mustopa (Jatim)                    175,53
5.   Ir. Koesnadi S. Bohon (Jabar)          159,98

Kelas B:
1.      Ujang Robi (Jabar)                           187,34
2.      Ayat Supriatna (Jabar)                      158,33
3.      Rusdianto (Yogyakarta)                    153,20
4.      Muhammad Yamin (Kaltim)            145,14
Syaiful Rizal Zarhkasi (Jatim)          142,06

Tidak ada komentar:

Posting Komentar