Dumai (15/9) Persaingan para penerbang
Jawa Barat dan Jawa Timur berlanjut di nomor Lintas Alam Terbatas cabang
Gantolle PON XVIII Riau yang diikuti 31 atlit dari 14 propinsi di Bandara Pinang Kampai, Dumai. Pada Ronde I
Jum’at (14/9), para penerbang yang gagal di nomor unggulan mereka, Sambar Pita
& Ketepatan Mendarat, seperti hendak balas dendam dengan merebut medali
emas. Di Kelas B (Intermediate), yang
memakai layangan satu lapis, Ayat Supriatna (Jabar) juara bertahan peraih emas
PON XVII Kaltim, Nomor Sambar Pita & Ketepatan Mendarat dan Juara Nasional
2011 nomor sama, menempel ketat rekannya satu kontingen, Ujang Robi yang
sementara unggul di Nomor Sambar Pita & Ketepatan Mendarat, yang sudah
menyelesaikan tiga ronde. Sedang di Kelas A (High Performance) yang memakai layangan dua lapis, Herda Eka
Nurhidayah (Jatim), juara bertahan peraih medali emas Nomor Sambar Pita &
Ketepatan Mendarat PON XVII Kaltim dan Juara Nasional 2011 nomor sama, berhasil
mengungguli penerbang senior asal kontingen Sulawesi Utara, Tony F. Kullit.
Saat Tony Kullit meraih medali emas Nomor Duration
pada PON 1985, pertama kali diikuti Gantolle, Herda baru berumur setahun.
Pada Nomor Lintas Alam Terbatas, penerbang diberikan soal berupa
titik-titik yang harus dilewati tepat di atasnya. Misalnya pompa bensin, bukit
kapur, sekolah, jembatan dan sebagainya. Rute berbentuk segitiga tersebut
berjarak sekitar 15 km dengan garis akhir di Kantor Baru Walikota, daerah Bagan
Besar. Penerbang yang berhasil melewati titik terbanyak dan menembus garis
akhir dalam waktu tercepat mendapat nilai tertinggi tiap ronde. Atlit dengan jumlah
nilai terbanyak setelah semua ronde selesai memperoleh medali emas. Kendala besar yang dihadapi penerbang pada
Ronde I dan Ronde II (Sabtu, 15/9) adalah angin kencang yang berlawanan arah dengan
penerbang (Headwind), sehingga berat
bagi penerbang mengendalikan layangannya, ibarat pembalap sepeda di jalan
menanjak. Akibatnya tidak ada penerbang yang mencapai garis akhir dan “hanya”
mampu terbang sejauh rata-rata 8 km.
Abdul Mustopa (Jatim), malah mendapat pengalaman unik, terkena angin sink, angin yang memaksa layangannya
menukik. “Tiba-tiba saya merasa ditekan dari atas, sehingga layangan saya semakin
turun. Ketika saya melihat seperti lapangan tanah dan mau mendarat darurat,
ternyata rawa dengan pohon-pohon yang baru ditebang,” ujar peraih medali perak
nomor Sambar Pita & Ketepatan Mendarat Kelas B Kejurnas 2011. Di saat
genting tersebut, Mustopa (30) langsung teringat kecelakaan yang dia alami di
Kejurnas silam. Tak mau gegabah lagi, dia reflek dan menginjak batang pohon
yang baru ditebang. Penerbang senior yang kini melatih pilot Trike (Gantolle bermotor) Dolf Lenzun,
mengatakan, “Pilot yang baik mengandalkan naluri, bukan emosi. Pilihan Mustopa
mendarat di batang pohon sangat tepat, ketimbang menyebur di rawa yang justru
dapat berakibat dia tenggelam.”
Ketua Bidang Humas & Promosi PGPI Gantolle Drs. Tagor Siagian, M.
Si, sangat menyayangkan bila jelang puncak lomba, justru cuaca buruk
menghalangi. “Bila hari Minggu (16/9) kembali hujan atau angin kencang, maka
hari cadangan (Senin, 17/9) akan dimanfaatkan untuk Nomor Lintas Alam Terbatas, supaya genap
dua ronde. Namun bila Minggu anak-anak dapat terbang akan lebih baik lagi,
karena mereka pasti akan habis-habisan mengumpulkan nilai maksimal,” ujarnya.
Sedang Ketua Bidang Lomba Gerhard Sitorus berharap para penerbang lebih teliti
membaca dan menguasai alat navigasi GPS (Global
Positioning System). “Karena alat itu adalah pegangan penerbang dalam
melakukan tugas dengan baik. Juga harus pandai “membaca” awan, mencari thermal (awan yang membuat layangan
menambah ketinggian karena mengandung udara panas).” Selain menampilkan peta
titik-titik yang harus dilewati, GPS yang wajib dibawa setiap pilot, juga
merekam jalur penerbangan yang dilalui. Data GPS tersebut menjadi dasar
penilaian bagian kamar hitung.
Pada Ronde II Sabtu kemarin (15/9) mendung, petir dan angin kencang,
membuat lomba dihentikan meski baru 12 atlit terbang. Lomba akan dilanjutkan
hari ini (Minggu, 16/9) dengan memberi kesempatan sisa 18 penerbang beraksi. Cabang
Gantolle memperebutkan empat medali emas. Tidak ada medali emas bagi kontingen
Juara Umum. (PR/Tgr)
Kedudukan
Sementara Lima Besar Nomor Lintas Alam Terbatas Ronde I (14/9):
Kelas
A:
1.
Herda
Eka Nurhidayah (Jatim) Jumlah
nilai 280,18
2.
Tony
Fransye Kullit (Sulut) 278,31
3. Rijalul Fathani (Sumbar) 212,09
4. Abdul Mustopa (Jatim) 175,53
5. Ir. Koesnadi S. Bohon (Jabar) 159,98
Kelas B:
1.
Ujang
Robi (Jabar)
187,34
2.
Ayat
Supriatna (Jabar) 158,33
3.
Rusdianto
(Yogyakarta) 153,20
4.
Muhammad
Yamin (Kaltim) 145,14
Syaiful Rizal Zarhkasi (Jatim) 142,06
Tidak ada komentar:
Posting Komentar